Budayakan Pendidikan Moral di Sekolah

Oleh: Nancy Veronica

Siswi SMAN 4 Pekanbaru, kelas XI IPA 1

 

Maraknya penggunaan teknologi pada zaman sekarang ini sangat mempengaruhi kepribadian siswa. Memang teknologi sangat kita butuhkan. Misalnya handphone dan internet yang kita gunakan untuk berkomunikasi. Apabila digunakan dengan benar memang teknologi akan berdampak baik bagi kita. Namun bagaimana dengan kasus – kasus pelajar sekarang yang menggunakan teknologi misalnya internet untuk mengakses situs – situs yang seharusnya belum boleh dibuka? Disinilah peran pendidikan moral yang harus ditanamkan di dalam diri pelajar. Pendidikan moral di sekolah diberikan oleh guru yaitu guru Agama, guru Pkn dan guru Bimbingan Konseling.

 

Namun bagaimana jika pelajar mengganggap pendidikan moral bukanlah pelajaran yang penting? Bahkan memberikan cap bahwa pelajaran pendidikan moral hanyalah sebatas pelajaran tambahan yang membosankan dan hanya nasehat – nasehat usang yang diberikan pelajaran itu. Pelajar mengganggap hal yang paling penting sekarang adalah penggunaan teknologi, pendidikan sains dan lain – lain. Pelajar menjadi tidak memperdulikan akhlak dan malah lebih asyik memilih teknologi daripada moralnya.  

 

Penulis mengutip pendapat Marvin Berkowitz (1998) yang mengatakan bahwa kebanyakan pendidikan moral yang dilakukan di sekolah-sekolah tidak pernah memperhatikan bagaimana pendidikan itu dapat berdampak terhadap perubahan perilaku. Contohnya, seorang guru yang hanya memberikan nasehat kepada siswa – siswinya tapi tidak memberikan contoh sikap yang bermoral. Bagaimana dengan muridnya jika gurunya tidak bisa memberi contoh? 

 

Dan kalau kita melihat sekolah – sekolah zaman sekarang, pendidikan moral sering menjadi mata pelajaran yang memiliki jam pelajaran sangat sedikit. Misalnya pelajaran Bimbingan Konseling, di dalam seminggu pelajaran tersebut mungkin hanya 45 menit. Bagaimana dengan moral siswa jika pendidikan moral sangat sedikit diberikan kepada siswa? Ditambah lagi faktor teknologi yang canggih seperti yang disebut di atas makin memperparah moral pelajar. 

            Dari masalah – masalah diatas kita dapat melihat bahwa pendidikan moral memanglah sangat penting dalam menyelesaikan masalah diatas. Pendidikan moral di sekolah dapat mendidik pelajar yang menggunakan teknologi dengan salah. Guru dapat mengajar murid – muridnya dan mendidik dengan baik, memberikan contoh yang baik. Guru juga memberikan dampak buruk dari penyalahgunaan teknologi. Tugas guru yang mengajar pendidikan moral juga yaitu, memberitahu tentang iman dan takwa kepada Tuhan. Mengajarkan bahwa menggunakan teknologi boleh, asalkan menggunakannya dalam hal yang baik. Selain itu guru juga memotivasi para pelajar agar lebih semangat mengejar cita – cita. Hal ini dapat membuat pelajar meninggalkan tindakannya dalam penyalahgunaan teknologi. Guru juga mendampingi murid – muridnya sehingga pelajar merasa nyaman dan melupakan serta serius dalam mengejar cita – citanya.

 

            Kemudian, bagaimana dengan pelajar yang menganggap bahwa pendidikan moral adalah pelajaran yang usang dan basi? Disinilah guru membudayakan pendidikan moral itu. Tidak selamanya guru mengajar di dalam kelas. Ada kalanya guru dapat membawa murid ke luar kelas untuk belajar. Agar pelajar tidak menganggap bahwa pendidikan moral hanyalah pelajaran yang usang dan basi, guru dapat membawa mereka ke tempat – tempat yang dapat diambil sisi meningkatkan moral yang baik. Misalnya dengan membawa ke panti asuhan agar para pelajar dapat bersyukur kepada Tuhan masih diberi kesempatan memiliki keluarga yang baik. Kemudian membawa pelajar ke rumah sakit tempat pasien terserang HIV/AIDS. Pelajar dapat melihat bahwa pergaulan bebas dapat menyebabkan HIV/AIDS sehingga mereka dapat mengurangi penyalahgunaan teknologi. Banyak cara yang dapat dilakukan guru agar meningkatkan dan membudayakan pendidikan moral di sekolah. 

 

Tidak semua guru dapat menjadi panutan pelajar. Hal ini juga dapat mendorong pelajar malas mempelajari pendidikan moral. Misalnya, seorang guru yang  terlambat masuk ke dalam kelas. Padahal guru seharusnya memberikan contoh yang  baik sehingga siswa – siswinya dapat meniru gurunya. Seperti pepatah yang mengatakan “Apa yang  kamu tanam, itu yang akan kamu tuai.” Jika guru memberikan nasehat dan contoh yang baik maka siswa – siswinya menjadi siswa – siswi yang berakhlak baik. Jadi, guru harus memberikan contoh yang baik sehingga pelajar memiliki akhlak yang mulia. Dari contoh guru tidak terlambat masuk kelas, pelajar juga pasti berusaha mengikuti gurunya. Karena guru adalah panutan murid.

 

Kita telah melihat betapa pentingnya pelajaran pendidikan moral di sekolah. Namun, bagaimana jika waktu belajarnya sedikit? Tentu juga dapat mempengaruhi moral pelajar. Sebaiknya pelajaran pendidikan moral harus lebih diperbanyak. Apalagi pendidikan moral merupakan pendidikan yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang. Sekolah harus lebih membudayakan pendidikan yang satu ini. Demi akhlak yang baik dan masa depan bagi pelajar – pelajar. 

 

            Untuk para pelajar, sebagai generasi muda, pelajar harus meningkatkan pendidikan moralnya. Mengingat bagaimana kondisi moral pelajar zaman sekarang. Kita boleh menggunakan teknologi, namun gunakanlah sewajarnya. Jangan membuka hal – hal yang dilarang agama. Meningkatkan iman kepada Tuhan akan membawa kita ke dalam hal yang baik. Pelajaran moral di sekolah juga harus kita senangi. Karena pelajaran inilah yang mampu mengubah perilaku kita menjadi lebih baik lagi. Kita harus membudayakan pelajaran moral demi masa depan kita.          

 

Leave a comment